Pages

2PA04 - Tugas 3 - Psikologi dan Internet dalam Lingkup Interpersonal : Polarisasi dalam Internet - Polarisasi Kelompok



            Kata ‘Polarisasi’ nampaknya sudah tidak asing terdengar di telinga kita. Namun apakah kalian tahu arti dari polarisasi tersebut? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), polarisasi berarti :  1 proses, perbuatan, cara menyinari; penyinaran; 2 magnetisasi; 3 pembagian atas dua bagian (kelompok orang yang berkepentingan dsb) yang berlawanan. 

A.      PENGERTIAN POLARISASI KELOMPOK



       Group Polarisation (Polarisasi Kelompok) adalah gejala mengumpulnya pendapat kelompok pada satu pandangan tertentu. Polarisasi Kelompok adalah intensifikasi dari suatu pre-existing awal kelompok pilihan (Baron et al. 1992 : 73). Manfaat dari polarisasi pendapat kelompok adalah memperkuat pandangan rata-rata kelompok sehingga tidak memecah-mecah pandangan kelompok. Fenomena polarisasi kelompok adalah kecendrungan kelompok yang menyebabkan orang mengubah keputusan mereka, baik ke arah yang lebih teliti, atau lebih mengandung resiko. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. Dalam hal ini akan dibahas tentang polarisasi kelompok. Polarisasi kelompok mengacu pada kecenderungan suatu kelompok untuk membuat suatu keputusan yang lebih ekstrim dari kecederungan yang akan dilakukan anggotanya secara individual. Keputusan tersebut tentunya akan sangat berisiko jika dilakukan secara individual. Namun, ketika dilakukan bersama-sama akan semakin kuat dan memunculkan pandangan suatu kelompok pada suatu situasi. Dari polarisasi kelompok, dapat terlihat bagaimana perilaku kelompok pada berbagai situasi kehidupan nyata.

       Tetapi polarisasi kelompok juga dapat terjadi di dunia maya atau internet. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Di zaman yang serba canggih ini hampir setiap orang sudah menggunakan internet sebagai kebutuhan hariannya, salah satunya untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Sosial media pun berperan penting dalam terjadiya polarisasi kelompok. Sosial media sudah banyak digunaka di dunia sehingga munculah berbagai kelompok di internet atau di jejaring sosial tersebut yang disebut online community. Setelah munculnya kelompok tersebut, otomatis polarisasi pun terbentuk dengan jelas. Dan dalam teori polarisasi kelompok saat ini, dikatakan bahwa internet adalah salah satu aplikasi kehidupan nyata dari polarisasi kelompok dengan social network sebagai contohnya Sebagai contoh polarisasi yang diakibatkan oleh fasilitas internet adalah pembentukan kubu para pengguna. Misalkan anda adalah pengguna layanan jejaring sosial dibawah. Maka disadari atau tidak anda sudah ikut terpolarisasi dan menjadi bagian dari salah satu kelompok pengguna salah satu fasilitas jejaring sosial.

B.       PENYEBAB POLARISASI KELOMPOK



1.        Perbandingan
Memperhitungkan kemampuan orang lain, pendapat yang sudah diyakini diperbandingkan lagi dengan pendapat orang lain.
2.        Diskusi
Dalam suatu diskusi terkumpul ide-ide, maka bukan hal yang tidak mungkin pula akan terlahir ide-ide yang sama pula.
3.        Tidak Adanya Prasangka

C.      POLARISASI DALAM INTERNET HINGGA TERBENTUK KELOMPOK


       Internet kependekan dari (Interconnection-Networking) secara harfiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, pendapat, dan pandangan dunia terhadap suatu hal. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi.  Berdasarkan perbedaan status, keadaan, kepribadian, dan kebiasaan para pengguna internet umumnya akan terbentuk kelompok-kelompok atau forum-forum yang memiliki tujuan masing-masing. Pengelompokan di internet juga dapat berasal dari fasilitas internet yang beragam seperti beragamnya layanan yang disediakan internet seperti fasilitas jejaring sosial, fasilitas streaming, fasilitas berbagi informasi, fasilitas unggah dan unduh, fasilitas jual beli, fasilitas cloud software, dan sebagainya. Hal tersebut dapat kita katakan sebagai sebuah polarisasi internet, yang daripadanya akan terbentuk kelompok-kelompok pengguna. Sebagai contoh polarisasi yang diakibatkan oleh fasilitas internet adalah pembentukan kubu para pengguna. Misalkan anda adalah pengguna layanan jejaring sosial dibawah. Maka disadari atau tidak anda sudah ikut terpolarisasi dan menjadi bagian dari salah satu kelompok pengguna salah satu fasilitas jejaring sosial diatas. Karena tanpa disadari anda akan mengatakan hal seperti “Hai kamu sudah mendapatkan materi yang aku share di facebook” atau “Periksa tweet saya ya, mungkin kamu akan terkejut” dan anda akan mengatakan hal yang demikian hanya dengan orang yang memiliki akun di jejaring sosial yang sama karena tidak mungkin anda menyuruh orang yang hanya memiliki akun facebook untuk menanggapi tweet anda maupun sebaliknya terkecuali telah dilakukan proses sinkronisasi daiantara keduanya.

D.   POLARISASI DAPAT TERJADI KARENA PERBEDAAN LAYANAN PADA INTERNET

1)        Jejaring Sosial


Disini user dapat berbagi informasi dan data pribadi maupun berbagi pengetahuan dengan teman yang menggunakan jejaring sosial yang sama. Seperti munculnya sekelompok pengguna facebook atau twitter.

2)        Streaming


Dengan fasilitas streaming user dapat berbagi video mereka, serta dapat mengomentari serta me-rating video sendiri maupun orang lain yang mengupload videonya ke situs streaming tersebut.

3)        Forum Komunitas Maya


Forum Komunitas maya adalah proses polarisasi internet yang paling jelas terlihat, karena didalamnya jelas terlihat sekumpulan orang dengan kesamaan tertentu seperti kesamaan tempat tinggal, status, hobi, serta kepribadian.

4)        Surel


Surel atau surat elektronik adalah fasilitas penyedia surat-menyurat elektronik (e-mail). Walaupun terdapat kelompok pengguna dalam fasilitas surel, hal ini tidak menutup pengguna fasilitas surel provider lain berkomunikasi dengan kita.

5)        Cloud Storage


Fasilitas cloud storage juga merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam polarisasi internet. Beberapa user biasanya lebih memilih menggunakan beberapa situs storage lokal yang meminimalisasi waktu unduh dan unggah sementara yang lainnya memilih situs storage luar yang memiliki kapasitas besar.

6)        Blog

Dengan fasilitas blog, user dapat membagi informasi tentang berbagai hal kepada pembaca blog tersebut. Di internet terdapat beberapa situs yang menyediakan jasa penyediaan blog seperti Blogspot, WordPress, Ngeblogs dan sebagainya.

7)        Milist


Milist atau kependekan dari Mailing list memiliki fungsi sebagai penyedia kelompok diskusi online secara real time. Di dalam milist terdapat kelompok-kelompok yang dibagi berdasarkan topic yang dibicarakan dalam kelompok.

8)        Chatting dan Teleconference


Layanan chatting dan teleconference dapat digunakan user untuk mengobrol dengan user lain secara real time, bahkan dengan teleconference user dapat bertatap muka dengan user lain secara real time.

Dengan adanya polarisasi internet berdasarkan kegunaanya dapat terjadi pengelompokkan. Baik kelompok yang memiliki tujuan ataupun sebuah kelompok orang yang memiliki kesamaan nasib atau pilihan. Polarisasi internet bahkan dapat terjadi pada sekelompok orang yang secara tidak sadar menggunakan google sebagai search engine, memang tidak ada hubungan/ komunikasi antara mereka namun orang dapat memandang bahwa mereka adalah pengguna google atau “kelompok” orang yang menggunakan web browser google. Selain itupun dalam dunia maya terdapat forum yang dimana setiap anggotanya menyadari mereka adalah bagian dari forum itu atau bagian dari kelompok itu. Contohnya adalah pengguna forum kaskus yang akan melabelkan setiap anggotanya sebagai kaskusers. Serta dalam kelompok tersebut biasanya terdapat suatu aturan yang tertulis maupun yang berupa tata krama yang merupakan aturan bagi kelompok tersebut dalam bertindak dan berbuat, seperti pelarangan memberikan komentar berbau SARA, flaming, atau spam di suatu thread (artikel) yang merupakan aturan tertulis serta kata sapaan “gan” atau “sis” yang digunakan anggota forum dalam berkomunikasi sesama anggota.

E.       Dampak Positif dan Negatif dari Polarisasi Kelompok



Dampak Positif (+) :
1. Memperkuat pandangan kelompok sehingga tidak memecah-mecah pandangan kelompok.
2. Melaksanakan tugas kelompok.
3. Memelihara moral anggota-anggotanya .
4. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Dampak Negatif (-) :
1. Kecendrungan menuju kearah ekstrimisme, menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata. Karena itu makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan.
2. Produktifitas kelompok tentu menurun, gejala ini disebut group think.
3. Polarisasi akan mendorong ekstrimisme dalam kelompok gerakan social atau politik, kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggotanya yang memiliki pandangan yang sama.







SUMBER :











  KINERJA KELOMPOK : 

NPM
Nama
Jobdesk
Link
11514875
Ayu Lestari
Mencari materi dan penyedia internet
11514343
Annette Jessica
Mencari materi dan penyedia fasilitas (laptop)
18514633
Putri Wulandari
Mencari materi dan konsumsi
16514340
Mahmudia Ratri Kirana
Mencari materi dan penyedia tempat
16514066
Lidya Fitri Febriyanti
Mencari materi dan konsumsi
16514043
Lestia Susilawati
Mencari materi dan konsumsi

2PA04 - Tugas 2 - Kelompok 3 - Pengantar Internet : Peran Sosial Individu Dalam Internet, Terutama yang Berkaitan dengan Peran Pro-Sosial.



A. Peran Individu dalam Internet




Dengan setiap teknologi baru, hampir selalu ada periode terkait re-ogranisasi sosial dan kultur dan refleksi, dan kadang-kadang bahkan kecemasan dan konflik. Hampir selalu ada juga banyak pembicara jurnalis, ulama, dan orang biasa mencoba untuk memahami apa yang mereka ketahui dan mendengar tentang perkembangan teknologi baru. Sering mitos populer tentang teknologi baru dapat menjadi ekstrim, cenderung membesar-besarkan dampak negatif atau positif mereka percaya bahwa teknologi akan memiliki pada masyarakat, interaksi sosial, dan psikologis individu.
Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan perilaku seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan, dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya, berdasarkan posisi sosial dan faktor-faktor lain. Perilaku prososial mencakup kategori yang lebih luas yaitu meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong dan bermanfaat bagi orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong. Determinisme teknologi karena melihat teknologi sebagai besar 'penggerak dan pengocok' balik transformasi sosial yang besar pada tingkat intuisi, interaksi sosial dan kognisi individu.


B. Definisi Perilaku Pro-sosial


Perilaku prososial merupakan tindakan bertujuan untuk kepentingan orang lain (Kassin, Fein & Markus, 2011). Lebih lanjut, perilaku pro-sosial merupakan semua jenis tindakan yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain selain diri sendiri, seperti bekerja sama, berbagi, dan menghibur (Batson, dalam Sanderson, 2011). Prososial diartikan sebagai sosial positif, sehingga perilaku prososial merupakan perilaku yang mempunyai akibat atau konsekuensi yang positif bagi orang lain, sehingga ketika seseorang melakukan bantuan terhadap orang lain, prososial memiliki arti sebagai sosial positif atau mempunyai konsekuensi positif (Fetchenhauer, dkk, 2006). Sosial positif ini didasarkan atas nilai-nilai positif yang ada di masyarakat dan biasanya di tuntut untuk dilakukan (Staub, dalam Ma, Li, & Pow, 2011). Perilaku prososial ialah tindakan sukarela yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun atau perasaan telah melakukan kebaikan (David O.Sears. dkk, 1991). Pro-sosial bisa terjadi karena adanya empati, nsosial dan perkembangan kognisi seseorang dimana perilaku menolong lebih didasarkan, kepada pertimbangan hasil. Semakin dewasa anak itu semakin tinggi kemampuannya untuik berfikir abstrak, semakin mampu ia untuk mempertimbangkan usaha atau biaya yang harus ia korbankan. Untuk perilaku menolong itu jika seseorang merasa mampu, maka ia cenderung menolong jika seseorang merasa tidak mempu maka seseorang cenderung utuk tidak menolong.


C. Pengertian Pro-sosial Menurut Para Tokoh

  1. Perilaku pro-sosial merupakan tindakan bertujuan untuk kepentingan orang lain (Kassin, Fein & Markus, 2011).
  2. Menurut O. Sears.Peplau, dan Taylor pengertian perilaku pro-sosial mencakup kategori yang lebih luas, segala bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong.
  3. Perilaku pro-sosial ialah tindakan sukarela yang dilakukan sesorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apa pun atau perasaan telah melakukan kebaikan (David O.Sears. dkk, 1991).
  4. Pengertian perilaku pro-sosial adalah segala bentuk tindakan positif yang diberikan pada orang lain tanpa keinginan untuk memperoleh imbalan untuk kepentingan diri sendiri (Edwin P Holiander).


D. Peran Sosial Individu dalam Internet Berkaitan dengan Pro-sosial





Menurut definisi oleh Wasserman dan Faust (1994) jejaring sosial dapat dipandang sebagai sistem hubungan sosial ditandai dengan serangkaian actor (orang) dan ties (percakapan) dalam sosial mereka. Kuat lemahnya ties dalam suatu jejaring sosial oleh Granovetter (dalam Carolan & Natriello, 2006) dipengaruhi oleh 4 kriteria sebagai berikut ;
  • Durasi
  • Intensitas emosional
  • Keintiman
  • Pertukaran layanan atau bantuan

   Perilaku pro-sosial dapat mengurangi perilaku antisosial, yang secara sederhana, digambarkan sebagai perilaku yang tidak diinginkan dalam lingkungan sosial merupakan lawan dari perilaku prososial (Millon, dkk, dalam Millie 2009). Perilaku antisosial lebih mengarah menentang pada norma norma yang berlaku pada masayrakat (Connor, 2002).


E. Bentuk-Bentuk Perilaku Pro-sosial


Menurut Schoeder, perilaku pro-sosial  mencakup hal-hal sebagai berikut :
  1. Simpati (Sympathy) yaitu perilaku yang didasarkan atas perasaan positif terhadap orang lain, sikap peduli, serta ikut merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
  2. Kerjasama (Cooperation) yaitu kerjasama diartikan bahwa setiap orang mampu dan ingin bekerjasama dengan orang lain, meski bukan untuk keuntungan bersama.
  3. Membantu (Helping) yaitu perilaku mengambil bagian atau membantu urusan orang lain sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya.
  4. Berderma (Donating) yaitu merupakan perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang lain, biasanya berupa amal.
  5. Suka menolong (Altruisme) yaitu mengambil bagian untuk menolong orang lain, yang dilakukan tanpa pamrih, dan biasanya dalam bentuk menyelamatkan orang lain dari ancaman bahaya.
Baron dan Byrne (2005) menyebutkan tiga aspek perilaku pr-ososial, yang antara lain:
  1.     Menolong orang lain yang kesulitan (Helping A Stranger Distress)
  2.     Penyebaran tanggung jawab dan menghindari kesalahan.
  3.     Mengurangi suatu tindak pelanggaran (Deterring A Wrongdoer).
  4.     Menahan godaan (Resist Temptation) Menurut Hing Keung Ma (2011) 
Perilaku pro-sosial pada remaja dalam penggunaan internet termasuk di dalamnya :
  • Perilaku menolong. Dalam mengorganisir kegiatan dunia maya bersifat sukarela dan altruistik untuk membantu orang yang membutuhkan seperti contoh menggunakan sarana internet untuk membantu orang lain.
  • Perilaku kerja sama dan berbagi. Menggunakan fasilitas internet sebagai sarana untuk mengajar dan belajar, sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasan seseorang.
  • Mempertahankan hubungan yang afektif. Perilaku normatif dalam penggunaan internet. Contoh; dikenal dan diyakini oleh orang lain sebagai orang yang baik.

F.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Prososial




Menurut Sears, dkk. (1985) faktor penentu perilaku prososial yang spesifik antara lain :

  1. Karakteristik Situasi, yaitu perilaku prososial dapat dipengaruhi faktor-faktor situasional seperti kehadiran orang lain (bystander effect), sifat lingkungan fisik seperti cuaca, ukuran kota dan derajat kebisingan serta tekanan keterbatasan waktu. 
  2.  Karakteristik Penolong, yaitu yang mempengaruhi perilaku prososial antara lain suasana hati, rasa bersalah, distress diri dan rasa empatik. Distress diri adalah reaksi pribadi seperti perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin, tidak berdaya, atau perasaan apapun yang dialami terhadap penderitaan orang lain, sedangkan rasa empatik adalah perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain, khususnya untuk berbagi pengalaman atau secara tidak langsung merasakan penderitaan orang lain. Kaitan antara kepribadian dan pemberian bantuan tergantung pada sifat tertentu yang dibahas dan jenis bantuan tertentu yang dibutuhkan.
  3. Karakteristik Orang yang Membutuhkan Pertolongan :
    Seseorang cenderung menolong orang yang disukai dan anggap pantas untuk ditolong. Menurut Staub (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003) terdapat beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk bertindak prososial yaitu : 
  • Self Gain, yaitu harapan seseorang untuk memperoleh atau menghindari kehilangan sesuatu, misalnya ingin mendapat pengakuan, pujian atau takut dikucilkan. 
  • Personal Values and Performs, yaitu adanya nilai-nilai dan norma sosial yang diinternalisaikan oleh individu selama mengalami sosialisasi dan sebagian nilai-nilai serta norma tersebut berkaitan dengan tindakan prososial seperti berkewajiban menegakkan kebenaran dan keadilan serta adanya norma timbal balik. 
  • Emphaty, kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Prasyarat untuk melakukan empati, individu harus memiliki kemampuan untuk melakukan pengambilan peran. 











DAFTAR PUSTAKA





KINERJA KELOMPOK : 

NPM
Nama
Jobdesk
Link
11514875
Ayu Lestari
Mencari materi dan penyedia Internet.
11514343
Annette Jessica
Mencari materi dan penyedia fasilitas (laptop).
18514633
Putri Wulandari
Mencari materi dan konsumsi.
16514340
Mahmudia Ratri Kirana
Mencari materi dan penyedia tempat.
16514066
Lidya Fitri Febriyanti
Mencari materi dan konsumsi.
16514043
Lestia Susilawati
Mencari materi dan konsumsi.